REFORMASI PEMBANGUNAN: BELAJAR DARI KOTA BOGOTA (1)

Saturday, September 08, 2007

Reformasi pembangunan di negeri ini nampaknya sudah menjadi keharusan. Mengapa ? Kemiskinan & pengangguran ada dimana-mana, bahkan tiap tahun terus bertambah. Jurang kesenjangan antara yang kaya dan miskin makin melebar. Kebijakan pemerintah yang kurang pro rakyat. Kemacetan makin menggila. Banjir menjadi langganan. Penataan kota yang semrawut. Pelayanan publik yang tidak jelas arahnya. Dan masih panjang lagi jika kita buat daftarnya.

Nah, kita coba benchmark dengan pembangunan kota Bogota. Sebuah kota yang merupakan ibukota negara Colombia, di Amerika Selatan. Mungkin kita sempat mengenal Colombia sebagai negara dunia ketiga yang menjadi tempat transaksi narkoba & senjata gelap.

Ternyata dengan suatu konsep reformasi pembangunan-nya, mereka menjadi merubah wajah ibukota negaranya yang tadinya terkesan kumuh menjadi kota yang nyaman bagi warganya.

Saya akan menjelaskannya dalam beberapa seri tulisan. Semoga kita dapat banyak memetik pelajaran & bisa menjadi inspirasi bagi para pengambil kebijakan di negeri ini. Selamat menikmati !

Sekilas data-data tentang kota Bogota (sebelum dilakukan reformasi pembangunan). Populasi penduduk 6,6 juta jiwa dengan luas 34.000 Ha. Berada di ketinggian 2.600 MDPL, sehingga dikategorikan beriklim sejuk. Kepadatan penduduk 210 jiwa/Ha, dengan kondisi permukiman 50% illegal. Kondisi rumah sekitar 20% berlantai tanah.

Selain itu anak jalanan di usia sekolah, tingkat kesehatan & gizi rendah, transportasi kebanyakan menggunakan sepeda, serta tingkat kriminalitas cukup tinggi. Banyak jalan tanah di tengah-tengah kota.

Bahkan saat menjelang pemilihan walikota baru, sebagian besar masyarakat sangat pesimis walikota yang baru bisa memperbaiki kota Bogota menjadi lebih baik.

Tapi hanya dalam waktu 3 tahun, sikap masyarakat Bogota tersebut berubah. Mereka mulai peduli, tumbuh rasa memiliki, dan bangga sebagai warga. Bagaimana hal ini bisa terjadi ?

Karena Walikota yang baru menerapkan ”Konsep pembangunan yang menghargai harkat hidup & martabat manusia.” Konsep pembangunan tersebut dijadikan alat untuk membangkitkan kesetaraan dan kesatuan sosial. Mereka juga menerapkan prinsip-prinsip demokrasi. Demokrasi di sini diartikan adanya kesetaraan dalam hukum, serta mengedepankan kepentingan umum di atas kepentingan golongan atau perorangan.

AWAL PERUBAHAN ADALAH REFORMASI LAHAN (LAND REFORM)

Apa saja yang dilakukan pemerintah kota Bogota dalam kebijakan land reform ?

1. Sebagai langkah awal, pemerintah menyusun profil & peta kawasan kumuh yang lengkap dan detail. Ini merupakan syarat wajib dalam rangka pengentasan kemiskinan.
2. Pemerintah kota Bogota membangun Taman Kota yang berlokasi di pinggiran kota.
3. Membangun Rumah Susun (rusun) bagi keluarga miskin.
4. Membangun sekolah, perpustakaan umum, & tempat penitipan anak di tengah-tengah kawasan kumuh. Ketiga bangunan tersebut didesain dengan kualitas dan cita rasa yang tinggi




Kondisi gedung Perpustakaan Umum:


Playgroup mewah untuk anak-anak keluarga miskin:



5. Mengubah taman yang selama ini dimiliki kelompok warga elit menjadi ruang publik.




Taman milik kelompok warga elityang diubah menjadi ruang publik


Pemkot Bogota sangat serius dalam membangun ruang publik. Mengapa ? Sebabnya adalah karena di dalam ruang publik, kita menemukan kesetaraan tanpa batas. Miskin atau kaya, pejabat atau rakyat jelata, profesor atau tukang becak , di ruang publik semuanya menjadi sama.

Pemandangan (public view) juga dikategorikan ruang publik. Sehingga sesuatu yang dianggap bisa merusak pemandangan harus ditata dan dibersihkan. Seperti pagar-pagar illegal dan papan reklame yang merusak estetika.


Beberapa contoh ruang publik yang dibangun pemkot Bogota:






To be continued......

AddThis Social Bookmark Button


1 comments: to “ REFORMASI PEMBANGUNAN: BELAJAR DARI KOTA BOGOTA (1)

 

Design by Amanda @ Blogger Buster